Telisik.net- Langkat
Kabupaten Langkat memang dikenal dengan kekayaan alamnya. Langkat memiliki apa yang tak dimiliki daerah lain. Misalnya disektor pariwisatanya, kabupaten Langkat punya segalanya, mulai dari wisata alam seperti pantai, gua, gunung (hutan-red) dan Laut.
Sayangnya, berbagai kekayaan sumber daya alam tersebut tidak dikemas atau dikelola dengan benar, sehingga potensi yang ada tak banyak menolong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Jadi wajar saja kalau wisata Langkat hanya begitu-begitu saja.
Padahal pemerintah dengan seribu satu programnya telah berupaya mendorong bangkitnya ekonomi dari sektor pariwisata tadi. Lalu siapa yang salah dalam hal ini,? Ternyata ujung kendalinya ada dikepala desa. Ya, maju mundurnya sebuah desa tergantung kepala desanya,kalau kepala desanya berjiwa membangun maka desa tersebut akan bangkit, begitu juga sebaliknya.
Dan yang terjadi, kebanyakan Kepala Desa yang ada berjiwa tidak membangun, mereka hanya memikirkan bagaimana caranya mengeruk dan menikmati ratusan juta dana desa yang dikucurkan Pemerintah. Meski terkadang program yang ditawarkan tak membawa manfaat bagi Desanya, namun kepala Desa tetap menerimanya karena mendapatkan keuntungan pribadi dari program yang ditawarkan.
Dari catatan Telisik.net, Kepala Desa maupun Perangkat desa tidak pernah mengaplikasikan hasil dari studi banding, studi tiru atau bintek,kunjungan kedesa-desa percontohan dipulau jawa sana. Padahal keberangkatan mereka ditangung sepenuhnya dari dana desa.
Yang ada, kunjungan yang dilakukan Para Kepala kesana – kemari tak ubahnya seperti plesiran alias Tour saja. Untuk mengelabui masyarakat, berbagai program akal-akalan tadi disetting. Kegiatan Tour tersebut di”bungkus” sedemikian rupa.
Parahnya tak hanya satu dua kepala Desa di Langkat yang seperti itu, ada sekitar 240 Kepala Desa yang selalu manut ketika disuguhi berbagai Program dari pihak ketiga. Ya,biasanya kegiatan-kegiatan yang diikuti Kepala Desa diluar Pulau merupakan program pihak ketiga yang masuk melalui ABDESI Langkat.
Hampir 60 persen dana desa dihabiskan untuk program “ titipan” oknum-oknum tertentu. Mulai dari Aparat Penegak Hukum (APH) maupun pejabat tertentu. Beberapa Kepala desa yang menjadi narasumber Telisik.net mengaku tidak berani membantah titipan tersebut.
“ Masalahnya kalau kita ngak nurut siap-siap kena periksa, pokoknya kalau dicari-cari pasti ada sajalah masalahnya bang di Desa ini, “ ketus Narasumber. Oleh karena itu jugalah sering terjadi program yang telah direncanakan jauh hari sebelumnya terpaksa digeser, hal itu disebabkan masuknya program titipan orang-orang tertentu tersebut.
Karena adanya konspirasi antara oknum APH, pejabat dan Asosiasi Kepala desa tadi, membuat sebagian besar kepala desa merasa nyaman dan terlindungi. Kondisi ini langsung dimanfaatkan oknum-oknum kepala desa untuk menyikat angaran dana desa. Tak heran dari 240 Desa yang ada di Langkat hanya hitungan jari yang Desanya merangkak melakukan perbaikan.( Bersambung)