TELISIK | KUALA – Pedangang kuliner di Pekan Kuala, Kecamtan, Kuala Kabupaten Langkat mengeluh. Kerusakan badan jalan di sana membuat mereka resah. Debu jalanan yang beterbangan mengakibatkan omzet dagangan mereka turun drastis.

Hal itu disampaiklan salah seorang pedagang yang mengaku bernama Mirna (32), saat ditemui awak media di lapak dagangannya, di Dusun Kampung Banten, Kuala. Debu yang beterbangan membuat pembeli tak betah untuk singgah di warugnya.
“Selain jalan yang berlubang, debu jalanan yang beterbangan membuat pembeli sepi. Mereka enggan singgah karena polusi udara yang makin parah. Dulu omzet jualan saya bisa mencapai Rp500 ribu per harinya. Sekarang, pendapatan paling hanya Rp200 ribu per hari,” ujar ibu mud aitu, Senin (28/3) pagi.
Tak hanya meresahka pedagang, debu jalanan di sana juga berdampak bagi kesehatan masyarakat sekitar. Mirna mengaku, tak jarang warga di sana yang mengidap infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) karena menghirup udara kotor. “Semoga ada perhatian seriuslah dari pemerintah,” ketusnya.
Hal senada juga disampaikan Udin (36), warga yang rutin menyiram badan jalan agar intensitas debu berkurang. Sudah hamper tiga tahun jalan di sana rusak dan belum mendapat perhatian dari pemerintah.
“Kami dibiarkan ‘makan’ debu yang beterbangan. Saya mewakili masyarakat yang kecewa dengan Gubernur Sumatera Utara, karena tidak memperhatikan nasib kami. Hingga kini, jalan menuju objek wisata Bukit Lawang ini belum juga ada perbaikan,” tandas Udin, sembari menyirami badan jalan di sana.
Akhir – akhir ini, kondisis jalan utama menuju objek wisata internasional Bukit Lawang itu memang kian memprihatinkan. Masyarakat sangat berharap, jalan tersebut dapat segera diperbaiki. Selain untuk memulihkan perekonomian dan kesehatan masyarakat, juga untuk meningkatkan kembali animo wisatawan yang ingin berkunjung ke Bukit Lawang. (AJA)