TELISIK | STABAT – Beberapa pedagang di Pasar Baru Stabat, Kabupaten Langkat mengaku resah. Acapkali hujan mengguyur, kios dagangan mereka pun tergenang banjir. Penyebabnya adalah, tumpukan sampah yang mengendap di parit dan menyumbat aliran air.
Hal itu pun sempat di posting oleh akun Facebook Eka Nooria, Rabu (9/3) malam silam. Dalam postingannya, pemilik akun tersebut merasa kesal. Pasalnya, genangan air hujan sempat menggenangi kiosnya. Meskipun tinggi air hanya sebatas mata kaki orang dewasa, namun hal itu sempat membuatnya panik.
“Uang kebersihan tiap hari kita bayar, tapi urusan sampah kok gak diperhatikan. Bukan cuma kios kami yang tergenang, kios pedagang lainnya juga terendam juga. Kalau dah hujan turun, kami selalu was-was. Cemas mikirkan barang di kios kami,” terang Irwansyah (36), suami Eka Nooria (41), Selasa (15/3) sore, saat disambangi di kiosnya.
Pria berkacamata itu mengatakan, dirinya merasa dirugikan, kerena selalu kebanjiran saat hujan turun. Saluran air di sana mampet. Barang dagangannya rusak karena terendam. Dia juga bingung, kepada siapa dia minta ganti dangangannya yang rusak.
“Kondisi seperti ini dah berbulan-bulan juga kami rasakan. Kemarin sampe tengah malam kami di sini, dua anak kami yang masih kecil kami tinggal. Karena, kami harus ngurus kios kami ini yang tergenang. Kemarin dah ku laporkan ke dinas, tapi belum ada respon,” ungkap Irwansyah.
Hal senada juga disampaikan Awi (41), pedagang bahan pangan itu juga mengalami nasib yang sama dengan Irwansyah. Dia sempat panik karena Sebagian barang dagangannya terendam. Dia hanya bisa pasrah, karena tak tau harus mengadu kemana.
“Kalau hujan turun, kios kami selalu terendam banjir. Lihatlah, parit kami itu dah tumpet karena tumpukan sampah. Kalau paritnya gak dibersihkan, gimana aliran air bisa lancar. Padahal, tiap hari kami bayar retribusi untuk kebersihan, tapi kok penanganannya gak maksimal,” tandas Awi.
Ironisnya lagi, pedagang telur dan rempah yang mengaku bernama Pulung (32) harus menjemur dagangannya usai terendam banjir. Ketumbar, kemiri, bawang merah, dan jintan miliknya rentan rusak dan busuk jika terendam air.
“Jintanku masih ada yang basah pun itu bang. Kalau dah hujan, cemas kali aku. Karena, barang daganganku ini rentan busuk kalau terendam. Gimana mau lancar aliran airnya, parit kami dah penuh tumpukan sampahnya. Padahal, tiap hari kami bayar uang kebersihan,” ketusnya, sembari diamini pedagang lainnya.
Bendahara Ikatan Pedagang Pasar Baru Stabat (IPPABAS) Hj Juliati juga mengalami hal yang sama dengan pedagang lainnya. Pakaian dagangannya juga basah karena genangan air yang masuk ke kiosnya. “Maunya, parit ini rutinlah dibersihkan. Agar saluran air bisa lancar,” pungkasnya.
Sementara, Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (Kabid Kebersihan DLH) Kabupaten Langkat Reza, yang bersangkutan belum memberikan komentar terkait keluhan pedagang tersebut. Hingga berita ini diterbitkan, pesan singkat yang dikirimkan kepadanya belu ada balasan. (Ahmad)