Puluhan Hektar Kebun Sawit Terendam, Warga : PT TLE Harus Bertanggungjawab

- Tim

Selasa, 8 Februari 2022 - 21:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TELISIK | KUTAMBARU – Puluhan hektar kebun sawit warga di Desa Kuta Gajah dan Lau Damak, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat terendam banjir. Tak hanya produktifitasnya menurun, bahkan tanaman palem di sana juga banyak mati terendam. Warga menuding, PT Thong Langkat Energi (PT TLE) lah yang harus bertanggungjawab atas kerugian yang mereka alami.

Tak hanya di dua desa tersebut, kebun di Desa Namo Tongan dan Ujung Bandar, Kecamatan Kutambaru, Kabupaten Langkat juga terendam. Sudah berjalan dua bulan genangan air melimpah ke kebun warga. Tanaman mereka tak bisa dipanen, karena terkendala dengan tingginya genangan air.

Akibat Bendungan

Masyarakat di sana menuding, sejak berdirinya pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM) Batu Gajah yang dikelola oleh PT TLE, kebun mereka rusak. Bendungan yang dibangun perusahaan pembangkit listrik itu, menyebabkan air Sungai Wampu tak mengalir sebagaimana mestinya. Genangannya bahkan mencapai beberapa kilometer dan membuat aliran sungai semakin melebar.

“Dah dua bulan lebih kami gak bisa panen. Sawit kami mati terendam. Liatlah, genangannya aja lebih dari 5 meter. Kami minta agar PT Thong Langkat Energi bertanggungjawab. Kami minta ganti untug atas kerusakan lahan kami ini,” tegas Hamdani (43) warga Dusun Suka Mulya, Lau Damak, Bahorok, Selasa (8/2) siang.

Baca Juga :  Sisa Material Stadion Teladan Telah Dilelang KPKNL Rp1,6 M

Hasil Panen Turun Drastis

Selama mengalami banjir, lanjut Hamdani, hasil panen buah sawitnya turun drastis. Biasanya, kebun milik pria bertubuh tambun itu mampu menghasilkan TBS sebanyak 4 ton. “Sekarang paling dapat hasil cuma 1 ton. Karena pohonnya terendam, buahnya busuk sebelum tua, jadi gak bisa kita panen,” jelasnya lebih mendalam.

Warga mendesak PT TLE agar bisa segera mengatasi persoalan tersebut. Meskipun mediasi sudah dilakukan, namun belum ada hasil yang disepakati. “Kami minta biaya pembebasab lahan Rp16 juta/rante (400 meter persegi). Tapi pihak perusahaan bertahan dengan nilai Rp6 juta/rante. Kalau segitu, gak maulah kami,” tandas Hamdani.

Gak Bisa Panen

Hal senada disampaikan warga Dusun X Mbacang, Kuta Gajah, Kutambaru Malem Pagi Pelawi (45) yang juga resah. Lebih kurang dua hektar kebun miliknya terendam banjir. Tak ada buah sawit miliknya yang bisa dipanen. “Karena bendungan PT TLE, aliran air balik lagi ke hulu. Genangan air di sini cukup dalam, jadi aku gak bisa manen sama sekali,” keluhnya.

Pria berdarah Karo itu berharap, agar pihak PT TLE segera menyelesaikan pembebasan lahan mereka. Kepada instansi pemerintahan, diharapkan agar memperhatikan nasib masyarakat di sana. “Tolong jembatani kami dengan PT TLE. Kami sangat resah, kami dah kehilangan mata pencarian. Persoalan ini harus segera diselasaikan,” tandasnya.

Baca Juga :  Sisihkan Gaji, ULP PLN Stabat Luncurkan ‘Light Up the Dream’ Perdana

Kehilangan Sumber Air Bersih

Selain tanaman warga yang gagal panen, masyarakat di sana juga kehilangan sumber air bersih (biasa disebut masyarakat sekitar pancur). Sejak tergenang, pancur tak lagi terlihat. Masyarakat sekitar terpaksa membeli air bersih untuk mereka minum. “Sekarang kami harus beli air untuk minum,” ketus Hermanti Sitepu (59) dengan nada kesal.

Terpisah, pengelola PT TLE Dianta Tarigan menjelaskan, pihaknya sudah berulang kali melakukan mediasi dengan warga sekitar. Beberapa warga, sudah menerima biaya pembebasan lahan Rp6 juta/hektarnya. “Kita sudah menyerahkan ke pemerintahan untuk menjembatani ini. Kalau warga mau dengan nilai segitu, langsung kita bayar,” terang Dianta.

PT TLE merupakan perusahaan pembangkit listrik dengan kapasitas 2 x 5 Mega Watt (10 MW). Daya yang dihasilkan mempu menyuplai kebutuhan listrik untuk lima kecamatan. “Hingga saat ini, energi listrik yang kita hasilkan sudah disalurkan ke Kecamatan Bahorok, Salapian, Sirapit, Kutambaru dan ke Kecamatan Kuala,” tandasnya. (Ahmad)

Berita Terkait

Rico Waas: Pemko dan Pemuda Pancasila Harus Tetap Solid Membangun Medan
“Tol Binjai-Langsa Siap Hadapi Serbuan 17 Ribu Kendaraan di Puncak Mudik 2025”
Wawako Medan Berbagi Makanan Berbuka Puasa Untuk Driver Ojol & Masyarakat
Langkat Perkuat Sinergi Daerah Kendalikan Inflasi Jelang Idulfitri
Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Dibuka Gratis, Perjalanan Kini Lebih Cepat
Dukung Program One Day No Car, Rico Waas Pergi Kerja ke Balai Kota Naik Bus Listrik
Zakiyuddin Tinjau Pendaftaran Mudik Gratis Pemko Medan 2025
Gubsu Bobby Keluarkan Surat Edaran Terkait Pencairan THR
Berita ini 336 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 21 Maret 2025 - 20:45 WIB

Rico Waas: Pemko dan Pemuda Pancasila Harus Tetap Solid Membangun Medan

Rabu, 19 Maret 2025 - 14:34 WIB

“Tol Binjai-Langsa Siap Hadapi Serbuan 17 Ribu Kendaraan di Puncak Mudik 2025”

Sabtu, 15 Maret 2025 - 18:38 WIB

Wawako Medan Berbagi Makanan Berbuka Puasa Untuk Driver Ojol & Masyarakat

Sabtu, 15 Maret 2025 - 06:18 WIB

Langkat Perkuat Sinergi Daerah Kendalikan Inflasi Jelang Idulfitri

Selasa, 11 Maret 2025 - 18:03 WIB

Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Dibuka Gratis, Perjalanan Kini Lebih Cepat

Berita Terbaru