TELISIK | BINJAI – Selain pengerjaan yang dinilai semrawut, proyek peningkatan Jalan Umar Baki yang berada di Kecamatan Binjai Barat dengan nilai Rp20 miliar, juga diduga asal jadi.

Dari hasil pantauan di lokasi, lean concrete (LC) atau lantai kerja untuk pengerjaan beton rigid (jalan beton) mengalami keretakan. Kuat dugaan, lantai kerja yang retak tidak diperbaiki sebelum mengerjakan rigid.
Hal itu semakin diperparah dengan tidak adanya lagi para pekerja yang biasanya mengerjakan proyek peningkatan jalan tersebut sehingga menyebabkan kemacetan dan antrian truk yang panjang saat akan melintasi jalan tersebut.
“Benar bang, kami lihat perbaikan jalan ini sepertinya tidak berjalan lagi alias berhenti,” ungkap warga sekitar yang mengaku bernama Seminarto, Selasa (27/12) siang.
Sebagai warga sekitar, Seminarto pun berharap ada perhatian serius dari Pemerintah Kota Binjai maupun Dinas terkait. “Kami sebagai masyarakat berharap adanya perhatian yang serius dari pihak terkait,” pintanya.
Disinggung sudah berapa lama pengerjaan peningkatan jalan itu tidak dikerjakan lagi alias berhenti, pria yang mengaku sebagai Ketua Partai Golkar Kecamatan Binjai Selatan ini mengatakan sudah hampir sebulan.
“Seingat saya sudah hampir sebulan ini tidak dikerjakan lagi. Hal ini tentunya membahayakan bagi para pengguna jalan,” ujar Seminarto.
Tidak hanya LC atau lantai kerja untuk pengerjaan beton rigid yang mengalami keretakan. dugaan tersebut juga diperkuat dengan beton rigid (jalan beton) yang baru selesai dikerjakan sudah mengalami retak. Padahal, beton rigid tersebut belum dilalui kendaraan berat.
Bahkan, hampir semua segmen rigid yang panjangnya sekitar 5 meter didapati keretakan. Diduga, pengawasan yang lemah membuat proyek tersebut dengan mudah mengalami kerusakan di hampir setiap sisinya.
Selain pengerjaan diduga asal jadi, proyek yang dikerjakan salah satu PT asal Medan Sunggal ini juga dinilai tak menjaga keamanan pengendara. Dimana setiap pengecoran didapati besi yang membahayakan pengendara tanpa diberi rambu-rambu.
Sebelumnya, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) proyek peningkatan Jalan Umar Baki, Soni Zebua, ketika dikonfirmasi mengatakan, bahwa LC bukan struktur dari rigid. “Itu hanya lantai kerja,” kata Soni.
Disoal keretakan LC dapat pengaruhi rigid, Soni tidak menepis hal tersebut. Namun, Soni memastikan sebelum pengecoran akhir, LC sudah mendapat perbaikan.
“Kalau LC retak, ya harus diperbaiki. Karena takutnya bisa menimbulkan keretakan pada coran di atasnya. Setelah LC diperbaiki, harus ditunggu lagi 28 hari sesuai usia beton,” kata Soni.

Di lokasi, masih ditemui LC yang retak, bahkan diduga tidak diperbaiki dan sudah ditimpa pengecoran berikutnya. “Dimana ada LC yang retak, nantinya kami cek,” kata Soni sembari meyakinkan, bahwa LC lain sudah diperbaiki sebelum pengecoran akhir.
Terkait besi cor yang membahayakan pengguna jalan, Soni mengaku akan segera menindak lanjutinya. “Memang soal kesemrawutan sudah kami tindak lanjuti dengan menyurati pihak rekanan,” cetus Soni beberapa waktu lalu. (Tra)