TELISIK | BINJAI – Pasca dibunuhnya Darwin Sitepu (38) warga Dusun ll Lorong Gereja, Desa Durian Lingga, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, yang terjadi pada Kamis (2/12) dengan cara disiram bensin dan dibakar hidup hidup, petugas Kepolisian dari Satreskrim Polres Binjai, terus memburu para pelaku, yaitu komplotan FD Cs.
Hasilnya, Polisi berhasil mengamankan 8 orang yang diduga sebagai pelaku pembakaran Darwin Sitepu, dan sudah ditahan di Mapolres Binjai.
Penangkapan terhadap para terduga pelaku tersebut dibenarkan oleh Kapolres Binjai AKBP Ferio Sano Ginting, melalui Ps Pasi Humas Iptu Junaidi. Menurutnya, hingga saat ini pihaknya masih melakukan penyidikan terkait kasus tersebut.
“Benar, ada 8 orang yang diamankan. Saat ini semuanya masih dalam penyidikan,” ungkap Iptu Junaidi, saat dikonfirmasi awak media, Senin (6/12) malam.
Diamankannya 8 orang yang diduga merupakan komplotan FD Cs tersebut juga dibenarkan oleh Kasatreskrim Polres Binjai AKP M Rian Permana. “Mereka (terduga pelaku yang diamankan-red) diduga kuat terlibat dalam menghabisi nyawa korban,” tegas Kasatreskrim Polres Binjai.
Pun begitu, mantan Kasat Narkoba Polres Binjai ini belum bisa mengungkapkan secara pasti motif yang dilakukan para pelaku hingga membunuh korban.
“Mereka saat ini masih menjalani pemeriksaan untuk mengungkap motif pembunuhan itu. Sebab, tidak menutup kemungkinan ada dalangnya dibalik meninggalnya korban,” ungkap AKP M Rian Permana, sembari berjanji bahwa pihaknya akan memaparkan kepada khalayak ramai apabila kasus tersebut sudah tuntas.
Diketahui, Kematian Darwin Sitepu (38) yang mempunyai 3 orang anak ini cukup teragis, yaitu dibakar hidup-hidup oleh sekelompok pria.
Tidak sampai disitu, sebelum meninggal dunia. Pelaku juga sempat menganiaya korban dengan memukul wajahnya menggunakan popor senapang angin.
Informasi dihimpun, kematian korban saat Darwin, tengah duduk disebuah gubuk di Dusun Kuta Jering, Desa Belinteng, Kecamatan Sei Bingei, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Tidak sendiri, dia ditemani oleh beberapa orang rekanya yakni Selamat Tarigan, Darta dan David. Ketika berbincang-bincang dalam gubuk itu. Mereka didatangi sekelompok pria yang diketahui berinisial FD, bersama rekan-rekannya.
Disini, FD meminta korban untuk meninggalkan gubuk itu. Namun permintaan terduga pelaku tidak diindahkan oleh korban. “Gak mau kami,” terang korban menolak permintaan dari terduga pelaku.
Sehingga mereka sempat terlibat cekcok mulut dan berujung pemukulan yang dilakukan rekan FD. Dengan menggunakan popor senapan angin, korban yang merasa terancam sempat coba melakukan perlawanan.
Sayang, perlawanan itu dibalas. Rekan FD, yang telah menyediakan seember bensin langsung menyiramkannya kesekujur tubuh korban. Bersamaan dengan itu, FD mematik mancis dan sekujur tubuh pria bertato itu dilalap api.
Melihat korban yang menggelepar dilalap api. Rekan korban, mencari pertolongan dan melaporkan kejadian ke pihak kepolisian. Sementara FD dan rekan-rekannya keburu kabur meninggalkan lokasi.
Dari lokasi, disebut-sebut petugas mengamankan barang bukti satu buah mancis yang digunakan untuk membakar korban, sebuah ember plastik warna hitam yang digunakan untuk menyiram korban menggunakan bensin. Jenazah korban juga telah dibawa ke rumah sakit dr Djoelham Binjai, untuk dilakukan otopsi. (Putra)
