TELISIK | KUALA – Puluhan warga yang tergabung dalam keluarga besar Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila (MPC PP) Langkat, menggelar pengajian di kediaman Terbit Rencana PA (TRP). Kegiatan yang digelar di Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Kamis (24/3) sore itu, bertujuan untuk mendo’akan keselamatan dan kesehatan bagi Buapati Langkat nonaktif tersebut.
Kegiatan itu diawali dengan pembacaan ayat – ayat suci Al-Qur’an, yang dibawakan oleh Sekretaris MPC PP Langkat Amir Hamzah P Sunda. Suasana penuh hikmad terlihat di halaman depan rumah mantan orang nomor satu di Langkat itu, selama kegiatan berlangsung.
“Kita berkumpul di sini, untuk mendo’kan beliau (TRP) agar sealu diberikan kesehatan jasmani dan rohani, serta selalu diberikan keselamatan oleh Allah SWT. Semoga beliau diberi kekuatan untuk menghadapi musibah yang dihadapinya, agar bisa segera berkumpul kembali bersama kita,” harap Amir dan diamini seluruh tamu yang hadir.
Jangan Terpecah – belah
Pada kesempatan itu, Tiorita Terbit Rencana, istri TRP menegaskan, keluarga besar MPC PP Langkat sangat setia menemani keluarganya baik dalam suka maupun duka. Dia meyakini, cobaan dari Allah saat ini, akan mengankat derajat mereka.
“Saya sangat berterimakasih kepada keluarga besar MPC PP Langkat yang sudah hadir di sini. Terimakasih atas do’a yang dikhususkan untuk keselamatan suami saya. MPC PP Langkat jangan mau dipecah – belah oleh siapapun. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT,” ungkap Tiorita.
Makan dan fasilitas Kesehatan gratis
Usai pengajian, Wakil Ketau MPC PP Langkat M Adha Sitepu dengan tegas membantah tudingan terkait tempat pembinaan korban penyalahgunaan narkoba milik TRP. Dia menegaskan, tempat itu dikhususkan untuk keluarga besar MPC PP Langkat dan warga sekitar yang menjadi pecandu narkoba.
“Seluruh keluarga besar PP Langkat yang dibina di tempat ini, menuai kebaikan. Kemudian, warga berinisiatif menitipkan keluarganya untuk dibina di tempat pembinaan milik ketua kami. Setiap korban yang dibina di sini tidak dikutip biaya,” beber Adha sembari mengenang sebab didirikannya tempat pembinaan itu.
Kepada orang yang membesar – besarkan iformasi miring itu, kata Adha, seharusnya juga memandang sisi baiknya. Karena, sudah banyak yang sembuh dari ketergantungan narkoba setelah dibina di sana. “Bahkan makan dan Kesehatan semua difasilitasi secara gratis,” lanjutnya.
Untuk pembuktian pernyataannya, Adha mempersilahkan semua pihak untuk menemui warga yang benar – benar sudah terbebas dari narkoba. Tapi, bukan warga yang sudah dipengaruhi oleh kepentingan pihak tertentu. Agar, terang benderang fakta yang sebenarnya terjadi di sana.
Rela bayar penegak hukum
Menurut keterangan Adha, saat terpilih jadi Ketua MPC PP Langkat, TRP bercita – cita untuk membersihkan anggotanya dari segala bentuk penyalahgunaan narkoba. Bahkan, TRP bersedia membayar penegak hukum jika berhasil menangkap anggota PP yang terlibat narkoba.
Untuk pengguna yang berhasil ditangkap, TRP memberi bandrol Rp2 juta dan bandara yang tertangkap dibandrol Rp10 juta. “Jadi, tempat pembianaan ini adalah inisiatif dari ketua kami (TRP) agar anggotanya dan warga sekitar sembuh dari narkoba,” tandasnya.
Kembali merajarela
Menurut pengakuan anggota PP yang hadir di sana, setelah tempat pembinaan itu ditutup, peredaran dan penyalahgunaan narkoba kembali merajalela. Mereka berharap, agar tempat pembinaan itu dibuka kembali.
Ketua Satgas Merga Silima (PMS) Edi Bahagia Sinuraya SIP dengan lantang menegaskan, bahwa peredaran narkoba hingga saat ini terkesan ‘dibungkus rapi’. Tempat pembinannya hingga kini terus dipersoalkan, namun peredarannya seperti diabaikan.
Peredaran narkoba harus ditumpas
“Peredaran narkoba tidak pernah disuarakan pak presiden. Apakah memang ini (peredaran narkoba) dipelihara oknum tertentu. Pembinaan ini ditutup, keluarga kami pengguna narkoba kambuh lagi. Sekarang, dah kami alihkan ke tempat rehab dan bayar biaya rehab,” ketus Edi berapi – api.
Menurut aggota DPRD Langkat dari Fraksi Golkar itu, masyarakat Langkat sangat mengharapkan tempat pembinaan itu dibuka kembali. Kepada Prediden Jokowi dia berharap, agar kebenaran dapat diungkap. Peredaran narkoba juga agar bisa ditumpas hingga bersih.
Tak ada penyiksaan
Marlin Samura, warga Kuala yang menjadi ‘alumni’ pertama tempat pembinaan itu menyampaikan, tak ada penyiksaan ataupun tindak kekerasan selama dia dibina di sana. “Demi Allah tak ada penyiksaan yang saya lihat. Waktu itu semua dah habis terjual, parahlah kondisiku saat itu,” kenang pria berlobe itu.
Kalau tak ada tempat itu, kata Marlin, dia mungkin tak akan sehat seperti saat ini. Dia merasa berterimakasih kepada TRP yang telah membebaskannya dari jerat narkoba. “Kalau taka da tempat ini, saya tak sembuh. Ntah jadi apa saya. Kesal rasanya dengar tudingan miring dari orang di luar sana,” tandasnya.
Menurut keterangan tamu yang hadir di sana, hasil tes urin dari BNN merupakan syarat utama untuk menjadi unsur pengurus mulai dari Ranting, PAC hingga MPC PP Langkat. Cita – cita TRP, agar seluruh anggotanya terbebas dari jerat narkoba dan bisa bermanfaat bagi masyarakat. (Ahmad)