TELISIK – RIYADH – Untuk membendung penyebaran virus corona, Kerajaan Arab Saudi memperpanjang penangguhan salat berjamaah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi selama bulan Ramadan tahun ini.
Iktikaf atau berdiam diri di dalam masjid untuk beribadah juga tidak diperbolehkan. Keputusan ini diumumkan pihak pengelola kedua masjid itu melalui Twitter, dengan mengutip Presiden Jenderal Sheikh Dr. Abdulrahman bin Abdulaziz Al-Sudais.
Alih-alih salat berjamaah, kedua masjid itu akan menggelar salat lima waktu dan tarawih selama Ramadan tanpa jemaah umum sebagai tindakan pencegahan penyebaran virus corona serta meningkatkan operasi penyemprotan disinfektan.
Arab Saudi mencatat total 10.484 kasus virus corona pada Selasa (21/04), dengan kematian 103 orang.
“Kita berada dalam satu perahu. Jika kita sama-sama berkomitmen, kita akan mencapai pantai dengan selamat. Kita terbiasa mengadakan banyak aktivitas sosial selama Ramadan, tahun ini akan berbeda dan saya mendesak semua orang untuk berkomitmen menjaga jarak,” ucap Menteri Kesehatan Arab Saudi, Tawfiq al-Rabiah, sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.
Bagaimanapun, tidak semua orang menerima keputusan ini dengan lapang dada. “Hati kami menangis,” kata Ali Mulla, muazin di Masjidil Haram.
“Kami terbiasa melihat masjid suci penuh orang selama siang, malam, setiap saat…Saya merasa sakit di dalam,” tambahnya, kepada kantor berita AFP.
Pada awal bulan April, memberlakukan jam malam selama 24 jam di kota suci Mekah dan Madinah sebagai bagian dari upaya untuk mengendalikan penyebaran virus corona.
Arab Saudi menyalahkan Iran atas naiknya jumlah kasus virus corona di dalam wilayah Saudi, seraya mengecam Teheran lantaran membolehkan warganya masuk tanpa memberikan cap pada paspor mereka. (rep)