TELISIK | BESITANG – Roni Barus, warga Deli Serdang, yang sekarang ini bertempat tinggal di Kota Buluh, Desa Pir ADB Besitang, akhirnya angkat bicara terkait tuduhan yang ditujukan padanya dan berujung kepada pelaporan terhadap dirinya ke Polsek Besitang. Menurutnya, apa yang dituduhkan itu adalah fitnah dan merupakan skenario pria berinisial JP.
Akibat fitnah tersebut, lanjut Roni Barus, dia mengaku kecewa dan merasa sudah dipermalukan. “Sakit hati kali aku atas kejadian ini. Semuanya sudah diskenario oleh mereka, biar saya dianggap jelek. Semuanya memang sudah disusun oleh JP dan kawan-kawannya,” ungkap Roni Barus dengan nada kesal, saat dikonfirmasi awak media, Minggu (9/5) sore.
Saat ditemui awak media, Roni Barus juga menegaskan, barang siapa yang bisa membuktikan kejahatannya, dia akan angkat tangan. “Pada waktu itu ada memang saya agak tegas, karena mereka memgklaim lahan yang bukan miliknya. Masak sawit orang yang diklaimnya. Sementara yang membebaskan lahan itu salah satunya adalah saya,” tegas Roni Barus.
Lebih lanjut, Roni Barus mengatakan, bersama dua orang rekannya, Ramane dan Darmo yang berasal dari 3 kampung, mereka berusaha untuk mengusir para kelompok yang akan menguasai lahan tersebut.
“Tidak benar yang diberitakan itu. Salah satu yang menjadi narasumber di pemberitaan itu adalah Sudirman. Sementara dia (Sudirman-red) sudah lama tidak disini. Dia pulang dari penjara malah bikin masalah di Sei Bamban,” tegas Roni Barus dengan nada kesal, sembari mengatakan bahwa Sudirman juga tidak mempunyai ladang di Sei Bamban.
Saat disinggung adanya pengancaman yang dilakukan dirinya kepada Rahmadani alias Dani, Roni Barus dengan tegas membantahnya. “Kalau itu masalah tanah TNGL. Yang dijual Dani itu saya larang untuk dijual, karena itu bukan hak dia. Tapi kalau ada yang memberikan ke dia, saya ikhlas. Karena tanggung jawab saya menjaga amanah itu,” beber Roni Barus.
Pihak TNGL juga mengklaim, bahwa Roni Barus melarang bikin patok, karena mereka yang baru tersebut, tidak pernah berladang disini. Dia juga mempertanyakan pihak JP yang membuat titik kordinat di ladang yang sudah jadi.
“Yang dibikin titik kordinat kok malah ladang yang sudah jadi. Bahkan sebelumnya saya sudah ingatkan yang kerja, tolong jangan bikin keruh, karena sebelumnya saya sudah ikut program TNGL, sehingga nama saya menjadi tercoreng dengan adanya pemberitaan tersebut,” ucap Roni Barus.
Sementara itu, menurut warga Sei Bamban bernama Sutrisno, Roni Barus adalah orang yang baik dan tidsk pernah mengintimidasi orang lain. “Sebaliknya, malah JP yang sangat meresahkan masyarakat, khususnya warga Sei Bamban. JP dan S lah yang sangat meresahkan. Kalau perlu bukti, coba tanyakan saja ke warga Sei Bamban,” bebera Sutrisno.
Sebagai warga setempat, sambung Sutrisno, dirinya sangat mengetahui kepribadian Roni Barus kepada masyarakat sekitar. “Malah Rah alias DB yang sangat brutal dan meresahkan” tandasnya
Terpisah, Ketua Masyarakat Pengungsi Sei Minyak Muhadi alias Ramanik (78), saat dikonfirmasi awak media, mengaku tidak pernah mengatakan seperti yang sebelumnya diberitakan oleh media “Saya tidak ada mengatakan itu. Yang ada nama saya sering dijual. Saya juga tidak pernah mengatakan seperti yang ada dalam pemberitaan,” kata Muhadi.
Diketahui, beberapa hari lalu, Rah alias Dan (32) mengaku mendapat ancaman akan ditembak dan dibunuh oleh Roni Barus, warga Kabupaten Deli Serdang, yang tinggal di Kota Buluh, Desa Pir ADB Besitang.
Bahkan, pada Selasa (27/4) kemarin, sekira jam 23.50 WIB, sekelompok warga yang berjumlah 8 orang yanh diketuai oleh Roni Barus, dengan mengendarai 4 sepeda motor, bersenjatakan kelewang (parang panjang) dan terlihat seorang diantara mereka membawa sejenis senapan angin gejluk, melakukan intimidasi terhadap dirinya. (ril)