TELISIK | STABAT – Terkait beredarnya berita di beberapa media tentang kerangkeng di kediaman Bupati Langkat Terbit Rencana PA, yang diduga dijadikan peraktik perbudakan moderen, akhirnya menuai kritik dari berbagai kalangan.
Petani asal Langkat, Meidi Kembaren berpendapat, sebagai lembaga yang kredibel, MC seharusnya melakukan cek dan ricek. Jagan langsung menelan bulat-bulat informasi yang didapat.
“Jadi, informasi yang disajikan terkesan menyudutkan Bupati Langkat Terbit Rencana PA, karena banyak mis informasi yang mereka kemukakan,” ketus pria berdarah Karo itu.
Menurut Meidi, kerangkeng yang diduga sebagai sarana perbudakan moderen, merupakan panti rehabilitasi narkoba. Tidak dikenakan biaya/gratis bagi masyarakat Langkat yang ingin direhab. “Banyak yang tau itu, tidak ada yang di tutup tutupi,” tegasnya.
Para penghuni juga diserahkan langsung oleh keluarganya karena tidak sanggup lagi mengurusnya. Bahkan, banyak yang sudah sembuh dan kembali lagi ke keluarganya.
“Sudah banyak masyarakat terbantu dengan adanya panti rehab itu. Bahkan, seharusnya pemerintah memberi penghargaan terhadap komitmen Bupati Langkat Terbit rencana PA atas pemberantasan Narkoba,” lanjut petani tembakau ini.
Terkait permasalahan hukum Bupati Langkat, lanjutnya, masyarakat Langkat harusnya menghormati proses hukum dan jangan mudah terprovokasi.
“Mungkin ada yang tidak suka terhadap gerakan bapak Terbit Rencana dalam pemberantasan Narkoba. Jadi, ada yang mencoba menghembuskan isu isu yang menjatuhkan karakter beliau,” tandas Meidi.
Akan menjadi berbahaya, jika lebih percaya informasi penghuni rehab Narkoba yang belum sembuh total dan masih dalam perawatan. Kemudian, mengambil kesimpulan seperti percakapan dalam rekaman yang beredar. (Ril/red)