TELISIK | HINAI – Lapas Narkotika Kelas IIA Langkat Kanwil Kemenkumham Sumut terus berinovasi. Warga binaan pemasyarakatan (WBP) disana, dilatih untuk berkarya. Agar nantinya, mereka dapat bekerja sesuai dengan keahliannya masing – masing, saat masa hukumannya berakhir. Mulai dari kitchen set (perangkat dapur), sofa, kursi hingga bemper mobil dapat diproduksi di lapas itu.

Hal itu seperti yang disampaikan Kalapas Narkotika Kelas IIA Langkat Kanwil Kemenkumham Sumut Alexander Liman Putra di sela kegiatannya. Dia mengatakan, hal itu sebagai bentuk pelatihan keteramplan bagi WBP. Agar mereka dapat kembali ke masyarakat dengan keahlian yang mumpuni.
Mendapat penghasilan
“Mereka (WBP) yang dilatih dan memproduksi mebel, nantinya akan mendapat fee dari hasil penjualan. Jaadi, selain dapat keahlian, mereka juga memperoleh penghasilan dari karyanya,” kata Alexander, didampingi Kasi Kegiatan Kerja (Giatja) Lapas Narkotika Kelas IIA Langkat Kanwil Kemenkumham Sumut Triady Bobby Permana, Kamis (15/9/2022) siang.

Hasil karya WBP itu, kata Alexander, sudah banyak terjual di seputaran Langkat. Bahkan, pelanggan dari luar daerah pun tak kalah antusias untuk memesan produk dari lapas tersebut. Seperti Kantor Smartfren di Sibolga sempat memesan mebel untuk resepsionis. Namun karena terkendala jarak, hal itu urung terealisasi.
Konsumen dari luar daerah
Begitu juga dengan konsumen dari Tekengon – Aceh Tengah, pesanan mebel untuk resepsionis dan ruang kantor juga urung terealisasi. Kendalanya sama. Mobilisasi untuk membawa bahan mebel ke sana terlalu berisiko.

“Beberapa orderan terpaksa kita tolak, karena terhalang mobilisasi. Begitupun, orderan dari daerah Langkat, Binjai dan Medan terus masuk. Alhamdulillah, bisa jadi penghasilan bagi WBP di sini. Rencananya, kita akan buka semacam galeri di Medan,” lanjut Alexander.
Hydroponik dan ayam petelur
Bagi masyarakat yang ingini memesan berbagai mebel karya WBP Lapas Narkotika Kelas IIA Langkat Kanwil Kemenkumham Sumut, dapat menghubungi Instagram (IG) @giatjalpnlangkat. Atau dapat juga menghubungi nomor telepon yang tertera di IG tersebut.

Selain menghasilkan mebel yang berkelas, WBP disana juga ada yang mengelola peternakan ayam petelur dan ayam kampung. Bahkan, WBP yang hobi bercocok tanam, di sana sudah tersedia kebun hydroponik mini.
Diinformasikan, dalam perhari 400 – 500 butir telur ayam diproduksi dari lapas tersebut. Untuk ayam kampung, dalam sekali penjualan mencapai 200 ekor per bulannya. “Kita semaksimal mungkin untuk menciptakan ‘replika’ kehidupan di luar bagi WBP di sini,” tandas Alexander. (Ahmad)