TEISIK | ISRAEL – Ledakan besar mengguncang Kota Gaza pada Kamis (13/5) pagi, beberapa jam setelah Israel berjanji terus menghantam Hamas, faksi Palestina penguasa Jalur Gaza, dalam serangan terberat antara keduanya sejak perang 2014 silam.
Serangan udara Israel di sebuah pos komando Hamas di Jalur Gaza pada Rabu (12/5) menewaskan 16 tokoh Hamas, termasuk seorang komandan senior dan pengembang senjata.
Hal itu dikonfirmasi Badan Keamanan Internal Israel Shin Bet termasuk kematian Jumaa Tahle. Tahle merupakan Kepala Komando Siber Hamas yang juga bertanggung jawab atas peningkatan akurasi tembakan roket.
Selain itu, Kepala Riset Hamas Jamal Zibde, dan Kepala Teknik Produksi Hazem Hatib, juga tewas akibat serangan udara Israel.
Setelah malam tiba, Israel kembali meluncurkan serangan yang menghantam bank yang terhubung dengan Hamas, serta tiga jalan di kawasan tersebut.
Sementara itu, Hamas dan kelompok Jihad Islam turut menembakkan roket ke daerah Tel Aviv, Kota Ashdod, Ashkelon dan Sderot dengan tembakan serentak pada Kamis pagi setelah jeda singkat.
Israel melancarkan serangannya kembali setelah Hamas menembakkan roket sebagai balasan atas bentrokan polisi Israel dengan warga Palestina di dekat masjid al-Aqsa, Yerusalem Timur, selama bulan Ramadan.
Menurut Kementerian Kesehatan, dilansir Reuters, sedikitnya 67 orang telah tewas di Gaza sejak kekerasan meningkat pada Senin (10/5). Sementara, tujuh orang tewas di Israel.
Hamas memang terus menembakkan roket ke arah Israel. Sejak Senin lalu, Hamas dan sejumlah kelompok lainnya di Jalur Gaza dilaporkan sudah menembakkan 1.000 roket ke beberapa titik di Israel.
Mereka mengklaim roket-roket itu merupakan bagian dari upaya balas dendam atas serangan udara Israel yang menghancurkan sejumlah bangunan di Jalur Gaza.
Suasana di kawasan tersebut sudah tegang sejak awal Ramadan karena Israel dilaporkan menutup akses Masjid Al-Aqsa.
Ketegangan meningkat pada Jumat pekan lalu karena kemungkinan pengusiran warga Palestina dari rumah mereka di tanah yang diklaim oleh pemukim Israel.
Situasi makin panas awal pekan ini, ketika warga Israel ingin memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa untuk memperingati pencaplokan wilayah Yerusalem dalam Perang Enam Hari pada 1967 silam. Pencaplokan itu tidak diakui oleh komunitas internasional.
Ratusan warga Palestina lantas menyambangi Masjid Al-Aqsa dan dilaporkan melempari batu ke arah petugas keamanan. Bentrokan antara warga Palestina dan aparat Israel pun tak terbendung.
Sejak saat itu, Israel dan Palestina saling serang. Faksi Palestina, Hamas, melontarkan ratusan roket, sementara Israel melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza.(red/CNN)