Opini >> Yong Ganas..
Di sebuah lautan politik yang luas, dua kapal siap berlayar menuju pulau kemenangan.
Di satu sisi, ada Kapal Besar—megah, kokoh, dan didukung oleh berbagai partai besar.
Kapal ini membawa panji-panji kekuatan, dan awaknya percaya bahwa dengan ukuran dan dukungan mereka, perjalanan menuju kemenangan akan berjalan mulus.
Mereka yakin badai apa pun yang menghadang akan mampu mereka lalui.
Di sisi lain, ada Sampan Kecil . Sampan ini sederhana, didukung oleh hanya segelintir partai kecil.
Ukurannya yang mungil sering menjadi bahan olokan para awak Kapal Besar.
Mereka berkata, “Sekecil apa pun dukungan kepada Sampan Kecil, ia pasti akan tenggelam begitu badai datang.
Tak akan mungkin mampu bertahan di tengah samudra politik yang ganas.”
Namun, laut politik tak pernah bisa ditebak. Gelombang yang tenang di awal perjalanan mulai berubah menjadi ombak yang tinggi.
” Angin badai” datang tiba-tiba, menghantam segala sesuatu di jalurnya. Kapal Besar yang mulanya tampak kuat dan tidak terkalahkan mulai goyah.
Terlalu banyak awak di dalam kapal, dan setiap orang mencoba memegang kemudi, menyebabkan Kapal Besar kehilangan arah.
Mereka bertengkar tentang haluan mana yang harus diambil, membuat kapal semakin miring.
Sementara itu, Sampan Kecil yang dipimpin oleh nahkoda yang bijak tetap melaju dengan tenang.
Ukurannya yang mungil justru membuatnya lebih lincah menghadapi gelombang. Tak ada pertikaian di atasnya, karena setiap orang tahu tugasnya masing-masing dan berlayar dengan satu tujuan yang jelas.
Sampan Kecil mungkin terlihat rapuh, namun di tengah badai, ia mampu bergerak lebih cepat dan tepat sasaran.
Gelombang besar menghantam kedua kapal. Kapal Besar, dengan segala keangkuhannya, mulai karam sedikit demi sedikit.
Banyak awak yang meninggalkan kapal, melompat ke laut karena tak ingin tenggelam bersama kapal yang kehilangan arah.
Namun Sampan Kecil terus bertahan, bergerak gesit menghindari gelombang besar dan akhirnya tiba di pelabuhan yang aman.
Saat badai mereda, semua orang terkejut. Mereka yang dulu meremehkan Sampan Kecil kini menyaksikannya tiba dengan selamat di pulau kemenangan.
Kapal Besar yang pernah dianggap tak terkalahkan, justru karam di tengah perjalanan.
Moral dari cerita ini jelas: Kemenangan bukanlah milik yang besar, tetapi milik yang bijak, yang bekerja keras, dan yang tahu bagaimana bertahan dalam situasi sulit.
Dalam lautan politik, kekuatan dan dukungan yang besar belum tentu menjamin keselamatan.
Kadang, justru yang kecil dan tak terduga—dengan keteguhan, persatuan, dan strategi yang matang—yang mampu melewati badai dan keluar sebagai pemenang.(yong)