TELISIK | INDIA – Duta Besar India untuk Indonesia Manoj Kumar Bharti berterima kasih kepada Indonesia yang kembali memberikan bantuan berupa 200 oksigen konsentrator di tengah pandemi covid-19.
“Saya berterima kasih kepada Indonesia atas bantuannya. Saya yakin dengan bersama-sama pandemi ini bisa berakhir,” kata Bharti, Rabu (12/5).
Bantuan berupa 200 oksigen konsentrator tersebut terbang dari Indonesia pada Rabu (14/5) pukul 14.00 WIB. Bantuan tersebut akan diterima Palang Merah India di Delhi pada Kamis (15/5).
Bharti mengapresiasi tindakan Indonesia karena terus membantu India. Sebelumnya, Indonesia juga mengirim 1.400 unit tabung oksigen ke India. Kala itu, Bharti berharap India dan Indonesia dapat mengatasi pandemi covid-19.
“Pada 22 Maret 2021, India menyuplai 60,4 juta dosis vaksin ke 76 negara. Saat ini, situasi berubah. India berupaya berjuang melawan gelombang kedua Covid-19,” tuturnya.
“Sekali lagi saya hendak mengapresiasi bantuan yang dikoordinasikan Kementerian Kesehatan, Industri, dan Luar Negeri Indonesia supaya situasi ini segera berakhir,” ucap Bharti.
Hingga Rabu (12/5), India melaporkan lebih dari 250 ribu orang meninggal dunia akibat Covid-19 sejak awal pandemi. Menurut data Kementerian Kesehatan India, 4.205 orang meninggal dunia dalam 24 jam terakhir dan menjadikan total kematian menjadi 254.197.
Jumlah kasus meningkat juga mencapai 23,3 juta setelah bertambah 350 ribu orang dalam satu hari. Hal itu membuat India menjadi negara di posisi kedua, setelah Amerika Serikat, dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia.
Pada Senin (10/5), puluhan jasad yang diduga merupakan pasien Covid-19 ditemukan di Sungai Gangga, India. Pejabat setempat, Ashok Kumar mengatakan sekitar 40 jasad itu ditemukan di daerah Buxar, tepatnya di perbatasan antara Bihar dan Uttar Pradesh.
Kumar tak menjabarkan jumlah pasti jenazah yang ditemukan di Sungai Gangga itu. Namun, sejumlah media lokal melaporkan bahwa jasad di sungai itu bisa mencapai 100. Menurut pernyataan beberapa pejabat yang dikutip media setempat, sejumlah jasad di sungai itu membengkak dan diperkirakan sudah berada di perairan itu selama beberapa hari.
Sementara itu, banyak warga India memilih menggunakan kotoran sapi untuk menangkal virus corona. Dokter di sana telah memperingatkan tidak ada bukti ilmiah kotoran sapi efektif mencegah penularan virus corona. Hal itu justru berisiko menyebarkan penyakit lain.
Di negara bagian Gujarat, beberapa orang percaya dan pergi ke tempat penampungan sapi seminggu sekali untuk melumuri tubuh mereka dengan kotoran dan air kencing sapi. Mereka berharap cara itu dapat meningkatkan kekebalan tubuh, atau membantu mereka pulih dari infeksi virus corona.
Para dokter dan ilmuwan di India serta di seluruh dunia telah berulang kali memperingatkan agar tidak mempraktikkan pengobatan alternatif untuk melawan Covid-19.
Menurut mereka pengobatan alternatif hanya menimbulkan rasa aman yang salah dan justru memperumit masalah kesehatan. Mereka mengkhawatirkan praktik itu dapat berkontribusi pada penyebaran virus karena melibatkan orang berkumpul dalam kelompok.(red/CNN)