TELISIK | TANJUNG PURA – Satu unit eskavator yang merambah kawasan hutan lindung Desa Kwala Serapuh, Kecamatan Tanjung Pura, Langkat dikabarkan ‘raib’, Jum’at (9/12/2022) dini hari. Para ‘pahlawan kesiangan’ utusan mafia alih fungsi lahan pun tak terlihat saat alat berat itu berpindah tempat.
Tidak seperti sebelumnya, SA yang awalnya ikut menghadang petugas Dinas Kehutanan (Dishut) Provsu saat proses evakuasi eskavator itu, kali ini tak lagi beringas. Dia dan warga sekitar tak lagi menghadang alat berat tersebut.
“Ini alat berat mau pergi dari kawasan. Tapi tak ada satu pun warga dan SA terlihat melakukan penghadangan seperti kemarin. Dah kami kabari pun warga tidak ada yang perduli,” terang Lilik, sembari mengawasi pergerakan eskavator tersebut.
Lilik menambahkan, ada warga Desa Kwala Langkat bernama Olo yang menjamin terkait perpindahan eskavator itu. Olo mengaku akan bertanggung jawab ke pihak Dishut Provsu. Bersama Edon, Olo pun leluluasa memindahkan alat berat yang akan dievakuasi ke Dishut Provsu itu.
Ironisnya, nuansa ‘drama’ terkait evakuasi tesebut terlihat sangat kontras. Para ‘pahlawan kesiangan’ yang awalnya menahan proses evakuasi itu, kali ini malah tutup mata. Tak ada lagi warga yang mendesak agar eskvator itu membuat tanggul untuk mereka.
Warga yang menentang perambahan kawasan hutan mendesak pihak terkait menindak tegas oknum yang terlibat dalam perbuatan ilegal tersebut. Hutan yang seharusnya dilestarikan, kini beralih fungsi menjadi perkebunan sawit.
Kepala Dishut Provsu Ir Herianto menegaskan, dia akan menyusun strategi untuk menindak tegas pelaku perambah hutan. “Saya akan susun strategi, dan saya tidak mau gagal,” tegas Herianto. (Ahmad)