Gambar ilustrasi sanggar tari yang belum menerima haknya.(int)
Langkat – Telisik.net
Dinas Pariwisata Kabupaten Langkat diduga mengabaikan kewajibannya dalam membayar honorarium kepada sebuah sanggar tari yang telah berkontribusi dalam berbagai event besar sejak tahun 2024.
Sanggar tersebut terlibat dalam berbagai kegiatan resmi, termasuk Hari Jadi Kota Medan dan perayaan Hari Jadi Kabupaten Langkat tahun 2025.
Mereka menyuplai tarian persembahan, pakaian adat, musik live, hingga tari kolaborasi etnis. Namun, hingga kini, pembayaran dengan total puluhan juta rupiah masih tertunggak.
Upaya penagihan telah dilakukan berkali-kali melalui pesan WhatsApp kepada Kepala Dinas Pariwisata, tetapi tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan.
Akibatnya, Ketua Sanggar Tari harus menanggung beban operasional dari kantong pribadi, bahkan sampai menjual emas demi menalangi hutang yang seharusnya menjadi tanggung jawab dinas.
Yang lebih mengejutkan, informasi dari instansi perpajakan mengungkap bahwa anggaran untuk acara-acara tersebut sebenarnya sudah dicairkan. Namun, hingga kini, pihak sanggar belum menerima pembayaran.
Berikut adalah daftar tunggakan yang masih belum dibayarkan oleh Dinas Pariwisata Langkat:
- Rp. 6.500.000 untuk acara persembahan dan pencak silat di Polres Langkat (9 Juli 2024) serta Pawai Budaya HUT Kota Medan.
- Rp. 3.500.000 untuk tari persembahan dalam acara Jentera Malay (Syarikat Melayu).
- Rp. 12.500.000 untuk tari persembahan dalam Hari Jadi Kabupaten Langkat (Januari 2025) di DPRD Langkat, termasuk musik live dan tari dulang.
- Rp. 4.000.000 untuk tari kolaborasi etnis di Sawit Sebrang (26 Februari 2025).
Kadis Pariwisata Langkat Beri Klarifikasi
Saat dikonfirmasi melalui WhatsApp pada Selasa (4/3), Kepala Dinas Pariwisata Langkat, Nur Elly Heriani Rambe, MM, mengakui bahwa pembayaran memang belum dilakukan karena kendala pencairan anggaran.
“Sanggar mana ya Pak, kalau boleh tahu? Karena kami hanya pakai Sanggar Mae. Tapi memang itu pun belum cair anggarannya karena GU kami belum naik,” ujar Elly.
Ia menambahkan bahwa pihaknya akan segera mengupayakan pencairan tersebut.
“Kalau Sanggar Mae memang belum cair, Pak. Kami akan upayakan sesegera mungkin karena memang kegiatan hari jadi masih banyak yang belum cair. Terima kasih, Pak Ketua, atas informasinya,” tutupnya.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada kejelasan kapan pembayaran akan direalisasikan.
Ketua Sanggar Tari masih berharap ada itikad baik dari pihak dinas. Jika tidak, bukan tidak mungkin kasus ini akan berlanjut ke ranah hukum.
Apakah ini sekadar kelalaian atau ada unsur kesengajaan? Yang jelas, para seniman seharusnya mendapatkan hak mereka tanpa harus bersusah payah menagih seperti pengemis.(Red)